MOJOKERTO | Jejakperistiwa .com – Hadirnya Sumidi di kontestasi pemilu legislatif untuk DPRD Kabupaten Mojokerto membawa angin segar bagi PKN Kabupaten Mojokerto. Pasalnya, Smid Taruna, sapaan akrabnya merupakan aktifis tangguh yang konsisten memperjuangkan hak kaum tertindas dan beragam masalah di provinsi ini.
Sumidi adalah aktifis LSM dan jurnalis senior yang memiliki pikiran jernih dalam merekat kebersamaan lintas agama dan budaya. Bahwa dibalik perbedaan keyakinan, agama punya kesamaan dalam perspektif sosial dan kemasyarakatan, seperti dalam penanggulangan kemiskinan dan hak asasi manusia.
Dari perspektif itulah, Sumidi yang sudah lama saya kenal, khususnya tentang alur pikiran dan pandangannya ihwal demokrasi dan HAM telah mantapkan hati berlabuh di PKN, partai peradigma baru yang dinahkodai Anas Urbaningrum, menyatakan siap bertarung merebut kursi DPRD Kabupaten Mojokerto Dapil 3 yang meliputi Kecamatan Puri, Sooko dan Trowulan dengan nomor urut 1.
Sumidi teguh dalam prinsip terhadap yang diyakininya benar, dengan slogan: “Seorang pejuang harus siap dikucilkan, seorang pahlawan senantiasa kesepian”.
Dengan dukungan penuh, tokoh LSM, Budayawan, Jurnalis dan elemen masyarakat lainnya, Sumidi menyatakan optimis dapat mendongkrak suara PKN dari pemilih pemula dan perempuan juga para purnawirawan di daerah pemilihannya, khususnya di Kabupaten Mojokerto Karena memang, ia memiliki hubungan baik dengan semua komunitas.
Dari tempatnya tinggal di Kecamatan Puri, Sumidi memohon doa dan dukungan agar diberi kelancaran menuju , n Gedung DPRD Kabupaten Mojokerto pada pemilu legislatif yang akan berlangsung pada 14 Februari 2024 bersamaan pemilihan presiden. Apabila dikabulkan Allah SWT, Sumidi akan terus berjuang mengawal suara rakyat selamanya. Kepada masyarakat luas, Sumidi selaku Ketua Pimpinan Cabang Partai Kebangkitan Nusantara ( PKN ) Kabupaten Mojokerto menjelaskan bahwa PKN adalah Partai yang mengajarkan berpolitik santun, Berbudaya, gotong royong dan Berdikari dengan lambang bendera Majapahit Geta – Getih, ” Politik Asyik Tanpa Isyu SARA” (Bersambung…).(Kat)